Selasa, 04 Juni 2013

Teka-Teki Silang Al-Qur'an SDIT Insan Sejahtera

Metode pembelajaran adalah satu diantara beberapa hal yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Karenanya perlu kreativitas guru dalam mengemas materi pelajaran agar menjadi lebih bersahabat dan menyenangkan bagi siswa-siswinya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru agar proses KBM tidak monoton. Seperti halnya yang dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang pengembangan, Restu Wibisono, SP. yang juga sebagai pengajar mata pelajaran Al-Qur'an serta Teknologi Informasi dan Komunikasi di SDIT Insan Sejahtera yang mengemas soal evaluasi harian dalam bentuk teka-teki silang dengan menggunakan sebuah software. Dibawah ini adalah contoh teka-teki silang yang telah diberikan kepada siswa kelas 3.

Senin, 03 Juni 2013

Selamat Ujian Kenaikan Kelas


Tertanggal mulai 3 Juni 2013, SDIT Insan Sejahtera melaksanakan ujian kenaikan kelas atau UKK.Ujian ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi di setiap kelas. Paitia yang diketuai oleh Bapak Dede Nurdini, SPd. ini telah mempersiapkan UKK  kurang lebih sejak sebulan yang lalu.
Setiap kelas diisi oleh minimal dua orang pengawas dari guru-guru yang telah ditugaskan. Siswa-siswi pun menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Terlihat dari keseriusan mereka dalam mengerjakan UKK di hari pertama. Semoga mendapat nilai yang optimal.

Sabtu, 01 Juni 2013

Kepercayaan Diri Anak Kita

Manusia yang paling percaya diri (PeDe) adalah anak-anak. Lihatlah mereka. Tak peduli salah atau benar, mereka bicara dan ngomong semaunya. Dia bilang a ‘am kalau mau makan, atit kalau sakit, itut kalau mau ikut. Dengan lancar dan percaya dirinya mereka ucapkan itu semua. Tak peduli itu salah.

Begitu juga dalam gerakan dan tingkah laku. Tak peduli dengan komentar orang sekitarnya. Mereka meniru orang tuanya shalat, rukuk, sujud dan lain-lain. Berlari, bermain, memegang sesuatu yang kotor, atau bajunya yang kotor dan belepotan, atau pipinya yang belepotan. Semua itu tak pernah membuatnya minder atau rendah diri. Disaat seperti inilah kecerdasannya berkembang, imajinasinya tumbuh dan wawasannya terbuka.

Bagi anak-anak yang terlalu dini masuk sekolah, atau diatur dalam belajar dan beraktifitas yang ketat, maka hal itu sama dengan mempercepat habisnya usia PeDe mereka. Itu sebabnya banyak pakar dan juga pemerintah melarang lembaga PAUD mengajarkan calistung (baca tulis hitung) bagi anak didiknya. Karena pembelajaran seperti itu telah segera membatasi mereka dengan batasan-batasan dan aturan-aturan calistung itu sendiri. Maka khayalan, imajinasi, kreasinya yang seharusnya terus tumbuh, segera terkekang.

Itulah sebabnya, usia kanak-kanak sampai 7 tahun adalah usia memaksimalkan bermain sambil belajar. Jangan sampai terbalik. Jangan pula sampai terpangkas waktunya. Ibarat kupu-kupu yang cantik dan sayapnya yang indah, punya waktu tertentu dalam kepompong untuk mengokohkan tulang-tulangnya.

Pada saat yang cukup dan tepat, kepompong akan robek dan sayap pun akan segera bisa terbang mengepak dengan kuat. Kalau dibantu merobek kepompong sebelum waktunya, agar kupu-kupu cepat keluar, maka sayapnya belum terlalu kuat utk mengepak dan terbang. Kemudian sayap tsb terlanjur cepat menua diluar sebelum menjadi kupu-kupu dewasa.

Kalau ada anak-anak kita yang cepat jenuh belajar di SD atau SMP, barangkali (mungkin) ada faktor “ketercepatannya” usia PeDe mereka berakhir. Wallahu a’laa wa a’lam.

oleh Ustadz Irsyad Safar

Sumber: Islamedia.web.id 

Kamis, 30 Mei 2013

Saat Renang yang Menyegarkan


GALERI FOTO RENANG KELAS 3 DAN 4





Guru adalah Teladan

Guru dalam bahasa kirata memiliki kepanjangan yaitu "digugu ditiru" yang artinya bahwa guru adalah sosok yang diikuti serta ditiru oleh siswa-siswinya. Sejatinya seorang guru adalah sosok yang menjadi perantara bagi tersampaikannya banyak ilmu kepada siswa-siswinya. Guru selalu berusaha agar apa yang ia pahami tentang suatu ilmu dapat pula dipahami oleh siswa-siswinya.
Namun apakah peran guru hanya sebatas transfer ilmu? Mari kita cermati kembali tujuan sebenarnya dari proses pembelajaran kita selama ini. Apakah tujuan pembelajaran kita hanya mencetak anak didik yang memiliki ilmu saja namun mengalami kegagapan dalam proses aplikasinya? Ataukah membentuk pribadi berilmu yang memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu tersebut dalam bentuk perilaku hingga menjadi karakter positif yang mengakar?
Jika kita ambil contoh, ada perbedaan yang jelas antara orang yang berilmu agama misalnya dengan orang yang berilmu dan berperilaku agama. Banyak orang yang berilmu agama namun ilmu tersebut belum menjadi karakter yang tercermin dalam perilaku keseharian. Sudah barang tentu kita menginginkan anak didik kita menjadi orang yang berilmu agama dan berperilaku agama. Oleh karena itu, ada karakter yang ingin kita bentuk dari proses pembelajaran kita, ada sikap yang ingin kita tanamkan dari ilmu-ilmu yang kita sampaikan. Membentuk sebuah karakter, tak cukup hanya dengan proses transfer keilmuan. Namun ada hal lain yang harus kita lakukan sebagai seorang guru yaitu berusaha menjadi teladan. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam dalam membina para sahabatnya sehingga menjadi generasi terbaik umat ini. Beliau adalah sebaik-baik teladan. Apa yang beliau katakan itu pulalah yang beliau lakukan. Tidak ada kesenjangan antara perkataan dan perbuatan. Itulah yang seharusnya menjadi pelajaran bagi kita sebagai seorang guru.
Menjadi sosok teladan bagi anak didik kita adalah cara yang efektif dalam membentuk sebuah karakter. Mengapa demikian? Karena disamping menerima pelajaran, anak didik kita memperhatikan apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita contohkan. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswi yang kita harapkan pula mereka menjadi teladan di masa depan..

Allahua'lam

Memberikan yang Terbaik

Setiap ilmu bermanfaat yang dapat diserap oleh siswa-siswi kami adalah kebahagiaan bagi kami.
Setiap prestasi yang dapat diraih oleh siswa-siswi kami adalah penggugur bagi setiap kelelahan dan kepenatanan kami. Kesuksesan siswa-siswi kami adalah kebanggan yang tak ternilai bagi kehidupan kami. Karenanya, adalah cita-cita kami para guru SDIT Insan Sejahtera yaitu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak didik kami. Siswa-siswi kami adalah harapan masa depan bagi orang tua, masyarakat, negara serta agama. Karenanya kami berusaha seoptimal mungkin untuk senantiasa mengerahkan kemampuan kami untuk mewujudkan harapan kita bersama yaitu membentuk generasi rabbani.
Kami selalu meyakini, bahwa dari setiap ilmu bermanfaat yang kami berikan, ada tabungan pahala bagi kami. Tiada yang selalu kami harapkan kecuali balasan terbaik dari Allah yakni saat seluruh amalan terhenti ketika kami meninggal, pahala dari ilmu bermanfaat yang kami ajarkan selalu mengalir kepada kami. Aamiin..

Sejarah Singkat SDIT Insan Sejahtera

Derasnya arus globalisasi yang kini melanda dunia memberikan beragam efek bagi kehidupan. Cepatnya informasi yang hadir silih berganti mampu mempengaruhi ragam budaya dan tradisi serta teknologi. Hingga akhirnya terjadi proses asimilasi dan akulturasi budaya pada ruang multidimensi.

Hadirnya era globalisasi bagi kehidupan bagaikan pisau bermata dua yang harus kita waspadai. Oleh karena itu perlu usaha untuk memperkuat karakter jati diri dan karakter generasi muslim agar tidak hanyut terbawa arus.
Namun disisi lain, pendidikan umum memiliki beragam keterbatasan dalam menanamkan karakter keislaman yang utuh. Padahal nilai-nilai Islam yang utuh itulah yang mampu menjadi benteng utama untuk menghalau pengaruh negatif dari budaya permisif yang ditawarkan oleh globalisasi.

Berawal dari sebuah harapan akan adanya lembaga pendidikan yang mampu membentuk karakter generasi rabbani, mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami. Atas prakarsa Bapak Harwanto, Ak.,MM. serta Ibu Yani Citraeni, SE. didirikanlah SDIT Insan Sejahtera yang berada dibawah naungan Yayasan Mitra Insan Sejahtera.

SDIT Insan Sejahtera beralamat di Perum Kampung Toga Blok G-1, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Sekolah yang memadukan antara kurikulum pendidikan umum dengan pendidikan karakter keislaman ini memiliki sebuah cita-cita yang mulia yaitu membentuk generasi rabbani, yaitu generasi Islam yang menjadikan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman dalam setiap sudut kehidupannya dan menjadikannya sebagai bekal dalam meraih kesuksesan dengan prestasi gemilang. Semoga Allah memudahkan.

tutorial